Atthasila( Delapan Latihan Moral )
Cara Puasa ala Umat Buddha
Diawal bulan Juli ini kita bersama
sebagai warga negara Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dan agama menyambut kedatangan Bulan Ramadhan, dimana rekan kita yang
beragama Islam sedang menjalani kegiatan keagamaan yang fasih disebut
dengan berpuasa. Puasa dilakukan selama satu bulan penuh menjelang
datangnya hari raya Idul fitri. Kaum muslimin diseluruh dunia berpuasa
dengan cara tidak makan dan minum dari Pagi hari atau tepatnya Subuh
sampai dengan datangnya azan Maghrib yang datang disore hari.
Berbicara tentang puasa, sudah tahukah
kita bahwa di ajaran agama Buddha sendiri terdapat kegiatan puasa,
mungkin lebih tepatnya disebut dengan Atthasila ( Latihan Delapan Aturan
Kemoralan ).
8 Sila / Atthasila tersebut diuraikan sebagai berikut :
1.Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami
Bertekad melatih diri untuk menghindari menyakiti dan membunuh mahluk hidup apapun juga.
2.Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami
Bertekad melatih diri untuk menghindari mengambil barang yg tidak diberikan / diijinkan (mencuri).
3.Abrahmacariya veramani sikkhapadam samadiyami
Bertekad melatih diri untuk menghindari hubungan seksual.
4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami
Bertekad melatih diri untuk menghindari
ucapan / kata-kata tidak benar, yg kasar, memfitnah dan menyakiti mahluk
lain (berbohong).
5.Surameraya majjapamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami
Bertekad melatih diri untuk menghindari
segala minuman keras (serta bahan-bahan lainnya) yg dapat menyebabkan
lemahnya kesadaran.
6.Vikala-bhojana veramani sikkhapadam samadiyami
Bertekad melatih diri untuk menghindari
makan makanan diwaktu yg salah, yaitu lewat tengah hari. Pengertian di
sini adalah bahwa seseorang tidak boleh makan setelah lewat tengah hari
hingga subuh/dinihari. Patokannya adalah untuk tengah hari, ketika
matahari tepat diatas kepala atau pukul dua belas. dan untuk
subuh/dinihari adalah ketika tanpa lampu, seseorang dapat melihat garis
tangannya sendiri atau ketika matahari terbit. Jadi seseorang boleh
makan (berapa kali pun) hanya pada waktu dinihari/subuh sampai tengah
hari (sekitar jam 12).
7. Naccagita-vadita-visukadassana malagandha-vilepana dharana-mandana vibusanatthana veramani sikkhapadam samadiyami
Bertekad melatih diri untuk menghindari
menari, menyanyi, bermain musik, melihat permainan / pertunjukan, tidak
memakai bunga-bungaan, wangi-wangian dan alat kosmetik yg lain untuk
tujuan menghias / mempercantik diri.
8. Uccasayana-mahasayana veramani sikkhapadam samadiyami
Bertekad melatih diri untuk menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yg tinggi, besar dan mewah.
Puasa dalam agama Buddha sedikit berbeda
dan diperbolehkan minum. Dalam agama Buddha puasa itu disebut Uposatha.
Puasa ini tidak wajib bagi umat Buddha, namun biasanya dilaksanakan dua
kali dalam satu bulan (menurut kalender buddhis dimana berdasarkan
peredaran bulan), yaitu pada saat bulan terang dan gelap(bulan purnama).
Namun ada yang melaksanakan 6 kali dalam satu bulan, tetapi puasa
(uposatha) tersebut tidak wajib.
Uposatha artinya hari pengamalan (dengan
berpuasa) atau dengan pelaksanaan uposatha-sila pada hari atau waktu
tertentu (dapat disebut hari uposatha). Puasa tersebut dilaksanakan
dengan menjalani uposatha-sila.
Jadi, puasa (uposatha) seorang umat
Buddha dinyatakan sah, apabila ia mematuhi ke-8 larangan tersebut
seperti yang tertulis di atas. Jika salah satu larangan tersebut
dilanggar—baik sengaja atau tidak— berarti ia puasanya (uposatha-nya)
tidak sempurna.
Kapan umat Buddha menjalankan puasa atau uposatha?Hari Uposatha adalah setiap tanggal 1, 8, 15 dan 23 menurut penanggalan lunar (bulan) hari uposatha disebut juga uposathadivasa yaitu hari suci dan hari penuh berkah, meski bukan bersifat wajib diharapkan pada hari uposatha para upasaka dan upasika melatih diri dengan menjalankan atthanga uposathasila yaitu 8 (delapan) peraturan yang harus dijalankan pada hari uposatha.
Jadi, kapan mau mencoba ber-atthasila?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar